Selasa, 15 Januari 2013

Kebon Jeruk, 15 September 2011

Kenapa Kebon Jeruk dan bukan Depok lagi? Gue udah pindah kosan ke kosan yang lebih deket kantor. Dari Depok ke kantor 3 jam soalnya..fiuuuuh
Entah kenapa disetiap detik gue selalu mengalami yang namanya kegalauan (Ratu Galau) yang mendalam, keinginan gue cuma satu : memejamkan mata dan tidak memikirkannya lagi !!!
Namun semakin ingin justru semakin sulit. Andai saja semua semudah ketika menginginkannya. Sebenarnya sederhana, gue gak tau apa yang membebani pikiran gue saat ini. Kerjaan? Keluarga? Kehidupan pribadi? Entahlah sepertinya semua saling tumpang tindih memperebutkan bagian dalam pikiranku yang tidak seberapa luasnya ini.
Gue sedih, sedih sekali. Melihat semuanya begitu cepat. Ekspres ! Kilat ! sehingga ketika gue membuka mata gue, disinilah gue berada. Pada umur 22 tahun, telah lulus program profesi Apoteker, menunggu detik-detik wisuda dan sumpah apoteker. Terdampar di tempat kerja yang jauh dari temen-temen gue yang lainnya. Rasanya memulai semuanya dari awal lagi. Dari nol. Tapi rasanya begitulah hidup. Gue harus bisa mensyukuri semuanya ini. Walaupun saat-saat “bahagia” kuliah telah lewat, gue yakin Tuhan pasti sedang menyiapkan saat bahagia lain buat gue dan buat kami semua.
Seperti potongan lagu yang gue suka : Semua yang datang kan pergi, sisakan lembaran memori. Yup, lembaran memori tentang hidup gue yang indah selama 5 tahun di farmasi takkan terhapus oleh apapun. Gue mencintai setiap lembaran memori itu. Semua kisah gue tertulis di dalamnya. Lembar memori ini akan segera menampung memori lain. Tapi gue yakin banget kalo memori sebelumnya takkan terhapus dan takkan terganti, tetap pada tempatnya.
Perpisahan bukan kata favorit buat semua orang. Tetapi rasanya gak adil aja ketika datang pertemuan tanpa diikuti perpisahan. Sepertinya janggal. Ikhlaskanlah perpisahan untuk pertemuan yang lebih baik.
Ada quote dari film yang sangat gue suka dan gue jadiin kata-kata dalam buku tahunan : Tak ada pertemuan yang abadi. Tetapi seperti pertemuan, tak ada perpisahan yang abadi.
Seperti itulah gue harus memandang hidup. Memastikan bahwa ketika gue berpisah, gue akan bertemu lagi dengan kondisi yang jauh lebih menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar